Trading Online sebagai solusi sumber penghasilan.
5 alasan utama mengapa pemula kehilangan uang dalam trading forex
Trading forex bisa menjadi hal yang mengasyikkan,
membayangkan gambaran menghasilkan banyak uang. Namun kenyataannya kebanyakan
pemula kehilangan modalnya hanya dalam beberapa bulan. Fakta ini sungguh
disayangkan, membuktikan betapa pentingnya memperoleh pendidikan yang layak,
tetap disiplin, dan mengelola risiko dengan hati-hati. Mari kita bahas 5 alasan
terbesar mengapa pemula biasanya cenderung kehilangan uangnya di pasar forex.
Berdagang dengan
Iseng
Pemula cenderung mengalami kesulitan karena kebiasaan
berdagang secara tiba-tiba. Didorong oleh keinginan untuk mendapatkan
keuntungan cepat dan tidak melakukan penelitian apa pun, mereka bergegas memasuki
pasar dengan uang hasil jerih payah mereka, mengandalkan beberapa tip cepat
daripada upaya strategis apa pun, dan akhirnya kehilangan semuanya. Selaludisarankan bagi pemula untuk membuka akun demo terlebih dahulu untuk merasakanpasar daripada menghabiskan modal nyata di akun mereka, sehingga menyebabkankerugian besar.
Berdagang di Waktu
yang Salah
Waktu terbaik untuk berdagang valas adalah saat pasar paling
aktif, seperti pukul 13.00 hingga 16.00 (GMT) saat bursa New York dan London
buka. Pemula yang tidak menyadari nuansa ini mungkin mendapati diri mereka
melakukan trading selama periode volume rendah dan spread lebar. Pengaturan
waktu sangatlah penting, pilih waktu yang tepat ketika trader bisa mendapatkan
spread yang paling sempit dan lebih mudah mengeksekusi perdagangan di tempat
yang mereka idamkan, yang secara positif dapat meningkatkan profitabilitas
mereka. Namun ingatlah selalu bahwa hal ini berlaku dua arah karena volatilitas
yang tinggi juga membawa lebih banyak ketidakpastian ke pasar.
Strategi yang Terus
Berubah
Pemula tidak akan pernah menguji strategi yang bisa
diterapkan tanpa konsistensi verifikasi yang diperlukan untuk jangka panjang di
pasar forex, karena mereka mudah terganggu oleh trik-trik terbaru atau yang
disebut tips pamungkas yang berlomba-lomba di Internet. Karena strateginya
selalu berubah-ubah, mereka kehilangan peluang berharga untuk berupaya
menyempurnakan dan mengoptimalkan satu pendekatan berdasarkan masukan pasar dan
pengalaman mereka.
Kurangnya Manajemen
Risiko
Banyak pemula bahkan tidak menyadari besarnya bahaya yang
mereka hadapi saat memasuki suatu perdagangan. Mereka mungkin mempertaruhkan
jumlah modal yang tidak realistis dalam satu perdagangan atau mungkin tidak
menetapkan rasio risiko-imbalan yang masuk akal dan tidak dapat mengikuti
rencana manajemen risiko mereka hanya karena pikiran mereka mengatakan: "Mungkin
kali ini akan berhasil" atau "Saya rasa ini benar". Kita semua
tahu bagaimana ceritanya berakhir. Tanpa manajemen risiko yang tepat, hal ini
dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar dan bahkan dapat menghancurkan
rekening mereka.
Psikologi Perdagangan
yang Buruk
Trading forex bukan sekedar perang finansial namun juga
perang mental. Selalu terbukti sulit bagi prajurit muda mana pun untuk menjaga
stabilitas emosinya karena ketidakstabilan pasar. Ketakutan, keserakahan, dan
kecemasan akan memaksimalkan kerja keras mental mereka, dan pada akhirnya
mereka akan gagal dalam mengambil keputusan. Penting untuk menumbuhkan
kesadaran diri, memiliki pola pikir yang kuat, dan terus berlatih untuk
menguasai permainan mental.
Sebagai pemula, selalu disarankan untuk melakukan evaluasi
diri saat melakukan trading forex. Mencoba menghindari kesalahan pemula ini
dapat membantu mereka meningkatkan peluang sukses dan mungkin menghindari
kerugian besar.
Perdagangan valas berisiko dan mungkin tidak cocok untuk
semua investor. Anda harus menganalisis risiko Anda sepenuhnya; dan
berkonsultasi dengan profesional sebelum berdagang.
Tips Menggunakan Stochastic Oscillator di Broker AMarkets
Stochastic oscillator adalah salah satu indikator teknikal paling populer
yang digunakan oleh trader forex di AMARKETS. Indikator ini digunakan untuk
mengukur kondisi jenuh beli dan jenuh jual di pasar. Stochastic oscillator
dapat membantu trader untuk mengidentifikasi potensi pembalikan arah harga dan
membuat keputusan trading yang lebih akurat.
Cara Kerja Stochastic
Oscillator
Stochastic oscillator terdiri dari dua garis, yaitu %K dan
%D. Garis %K adalah garis cepat yang bergerak lebih fluktuatif, sedangkan garis
%D adalah garis lambat yang lebih lambat. Kedua garis ini diplot pada skala 0
hingga 100.
Tips penggunaan
Stochastic Oscillator
Pada kondisi jenuh beli, garis %K dan %D berada di atas
garis 80. Pada kondisi jenuh jual, garis %K dan %D berada di bawah garis 20.
Ketika garis %K dan %D bergerak dari kondisi jenuh beli ke kondisi jenuh jual,
ini merupakan sinyal potensi pembalikan arah harga ke bawah. Sebaliknya, ketika
garis %K dan %D bergerak dari kondisi jenuh jual ke kondisi jenuh beli, ini
merupakan sinyal potensi pembalikan arah harga ke atas.
Cara kerja Stochastic
Oscillator
Stochastic oscillator dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
sinyal dari indikator lain, seperti moving average, MACD, dan RSI. Indikator
ini juga dapat digunakan untuk membuat sinyal trading mandiri. Namun, penting
untuk diingat bahwa stochastic oscillator bukanlah indikator yang sempurna dan
dapat memberikan sinyal palsu pada day trading. Oleh karena itu, penting untuk
menggunakan indikator stochastic dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor
lain sebelum membuat keputusan trading.
Tips Penggunaan
Stochastic Oscillator
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan stochastic
oscillator:
Gunakan stochastic oscillator dengan indikator lain untuk
meningkatkan akurasi sinyal. Stochastic oscillator bukanlah indikator yang
sempurna dan dapat memberikan sinyal palsu. Oleh karena itu, penting untuk
menggunakan stochastic oscillator dengan indikator lain di AMARKETS untuk
meningkatkan akurasi sinyal. Beberapa indikator yang dapat digunakan bersama
dengan stochastic oscillator antara lain moving average, MACD, dan RSI.
Jangan hanya mengandalkan stochastic oscillator untuk
membuat keputusan trading. Stochastic oscillator hanyalah salah satu alat yang
dapat digunakan untuk membuat keputusan trading. Penting untuk mempertimbangkan
faktor lain seperti kondisi pasar, berita AMARKETS, dan analisis teknikal lainnya
sebelum membuat keputusan trading.
Perhatikan kondisi pasar sebelum menggunakan stochastic
oscillator. Stochastic oscillator bekerja paling baik dalam kondisi pasar yang
sedang trending. Jika pasar sedang sideways, maka stochastic oscillator mungkin
tidak dapat memberikan sinyal yang akurat.
Gunakan stop loss untuk mengelola risiko kerugian. Stop loss
adalah perintah yang akan menghentikan posisi trading Anda pada harga tertentu,
baik untuk keuntungan maupun kerugian. Menggunakan stop loss adalah cara yang
penting untuk mengelola risiko kerugian.
Lakukan backtesting untuk menguji strategi trading Anda.
Backtesting adalah proses simulasi trading di masa lalu. Backtesting dapat
membantu Anda untuk menguji strategi trading Anda dan melihat apakah strategi
tersebut dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan
peluang Anda untuk sukses dalam trading menggunakan stochastic oscillator.
Contoh Penggunaan Stochastic Oscillator di AMARKETS
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan stochastic
oscillator di broker AMARKETS:
Pembalikan arah harga ke bawah. Ketika garis %K dan %D
bergerak dari kondisi jenuh beli ke kondisi jenuh jual, ini merupakan sinyal
potensi pembalikan arah harga ke bawah. Misalnya, jika garis %K dan %D berada
di atas garis 80 dan mulai bergerak ke bawah, ini merupakan sinyal potensi
pembalikan arah harga ke bawah. Anda dapat membuka posisi short pada saat ini.
Pembalikan arah harga ke atas. Ketika garis %K dan %D
bergerak dari kondisi jenuh jual ke kondisi jenuh beli, ini merupakan sinyal
potensi pembalikan arah harga ke atas. Misalnya, jika garis %K dan %D berada di
bawah garis 20 dan mulai bergerak ke atas, ini merupakan sinyal potensi
pembalikan arah harga ke atas. Anda dapat membuka posisi long pada saat ini.
Pada saat menggunakan stochastic oscillator, penting untuk
mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi pasar, berita, dan analisis
teknikal lainnya. Stochastic oscillator hanyalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk membuat keputusan trading. Oleh karena itu, penting untuk
menggunakan indikator ini dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor
lain sebelum membuat keputusan trading.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat meningkatkan
peluang Anda untuk sukses dalam trading menggunakan stochastic oscillator.
Pengantar Indikator Triple Exponential Moving Average (TEMA)
Laverage
Leverage, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan "daya ungkit," adalah istilah yang digunakan dalam trading untuk menggambarkan kemampuan trader untuk mengendalikan posisi yang lebih besar dari modal yang sebenarnya mereka miliki. Leverage memungkinkan trader untuk mendapatkan akses ke pasar dengan modal yang lebih kecil daripada yang sebenarnya diperlukan untuk melakukan perdagangan penuh dengan ukuran lot yang sama.
Untuk memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang leverage, mari kita lihat beberapa poin kunci:
1. Pengertian Leverage:
Leverage memungkinkan trader untuk mengendalikan posisi yang lebih besar daripada modal yang sebenarnya mereka miliki. Misalnya, jika Anda memiliki leverage 1:100, Anda dapat mengendalikan posisi senilai $100.000 dengan hanya $1.000 modal yang disetorkan.
2. Contoh Penggunaan Leverage:
Misalkan Anda ingin melakukan trading forex dan memiliki modal sebesar $1.000. Dengan leverage 1:100, Anda dapat mengendalikan posisi senilai $100.000. Jika Anda memperoleh keuntungan 1% dari posisi ini, itu akan menghasilkan keuntungan $1.000, yang setara dengan seluruh modal awal Anda.
3. Potensi Keuntungan dan Kerugian:
Leverage memperbesar potensi keuntungan dan kerugian. Meskipun Anda dapat mengendalikan posisi yang lebih besar dengan leverage, Anda juga berisiko mengalami kerugian yang lebih besar. Sebuah pergerakan kecil dalam harga dapat memiliki dampak yang signifikan pada akun trading Anda.
4. Pengelolaan Risiko:
Penggunaan leverage memerlukan pengelolaan risiko yang hati-hati. Penting untuk menetapkan stop loss dan take profit untuk membatasi kerugian dan mengamankan keuntungan.
Dengan leverage yang tinggi, risiko terkait margin call (membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan posisi terbuka) juga harus dipertimbangkan.
5. Peraturan dan Batasan:
Banyak pialang atau platform trading memiliki batasan leverage yang ditetapkan oleh otoritas pengatur, seperti 1:30 untuk trader ritel di beberapa yurisdiksi.
Batasan leverage bertujuan untuk melindungi trader dari risiko yang berlebihan dan memastikan perdagangan yang lebih berkelanjutan.
6. Pilihan Investasi:
Penggunaan leverage tidak terbatas pada forex saja. Leverage juga digunakan dalam perdagangan komoditas, saham, dan indeks.
Pemahaman yang baik tentang leverage dan pengelolaan risiko yang tepat sangat penting dalam trading. Meskipun leverage dapat memperbesar potensi keuntungan, penggunaannya juga membawa risiko yang signifikan. Penting untuk menggunakan leverage dengan bijak dan memahami konsekuensi penuh dari setiap perdagangan yang Anda buat.
Jenis Jenis Indikator Fundamental
Indikator fundamental ekonomi adalah data statistik atau informasi ekonomi yang digunakan untuk mengukur kesehatan dan kinerja ekonomi suatu negara atau wilayah. Data ini memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi, ketenagakerjaan, perdagangan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktivitas ekonomi. Berikut adalah beberapa contoh indikator fundamental ekonomi yang penting:
1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product - GDP):
GDP mengukur nilai total semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode waktu tertentu. Ini adalah ukuran umum dari pertumbuhan ekonomi.
2. Inflasi:
Inflasi adalah laju kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu ekonomi. Ini sering diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen (Consumer Price Index - CPI) atau indeks harga produsen (Producer Price Index - PPI).
3. Tingkat Pengangguran:
Tingkat pengangguran mengukur persentase populasi tenaga kerja yang tidak bekerja tetapi aktif mencari pekerjaan. Ini memberikan gambaran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.
4. Tingkat Bunga:
Tingkat bunga mengacu pada biaya pinjaman uang dari bank sentral atau lembaga keuangan lainnya. Ini mempengaruhi konsumsi, investasi, dan aktivitas ekonomi lainnya.
5. Neraca Perdagangan:
Neraca perdagangan adalah selisih antara nilai total ekspor dan impor suatu negara. Ini mencerminkan surplus atau defisit perdagangan suatu negara dan dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang.
6. Angka Pengangguran Awal (Initial Jobless Claims):
Angka pengangguran awal mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran yang diajukan oleh individu yang baru kehilangan pekerjaan. Ini memberikan indikasi tentang kondisi pasar tenaga kerja.
7. Penjualan Ritel:
Penjualan ritel mengukur jumlah uang yang dihabiskan oleh konsumen untuk barang-barang dan jasa. Ini merupakan indikator aktivitas konsumen dan pertumbuhan ekonomi.
8. Pesanan Barang Tahan Lama (Durable Goods Orders):
Pesanan barang tahan lama mengukur jumlah pesanan untuk barang-barang tahan lama, seperti mobil, mesin, dan peralatan elektronik. Ini memberikan gambaran tentang kepercayaan produsen dan kekuatan sektor manufaktur.
9. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Riil:
Tingkat pertumbuhan pendapatan riil mengukur kenaikan pendapatan rata-rata setelah memperhitungkan inflasi. Ini memberikan gambaran tentang daya beli masyarakat.
10. Indeks Kepercayaan Konsumen:
Indeks kepercayaan konsumen adalah ukuran keyakinan konsumen tentang kondisi ekonomi saat ini dan masa depan. Ini dapat mempengaruhi keputusan belanja konsumen.
Indikator-indikator fundamental ekonomi ini sangat penting bagi analis, investor, dan pelaku pasar keuangan untuk memahami tren ekonomi dan mengambil keputusan investasi yang tepat. Informasi ini biasanya dirilis secara terjadwal oleh lembaga pemerintah dan organisasi swasta, dan sering menjadi fokus perhatian di pasar keuangan.
Jenis jenis Indikator Teknikal
1. Moving Averages (MA):
MA adalah salah satu indikator paling dasar yang mengukur rata-rata harga selama periode waktu tertentu. Ini membantu mengidentifikasi arah tren dan level support dan resistance.
2. Relative Strength Index (RSI):
RSI mengukur kecepatan dan perubahan harga dengan membandingkan kenaikan dan penurunan harga. Ini membantu menentukan apakah suatu aset dianggap oversold atau overbought.
3. Moving Average Convergence Divergence (MACD):
MACD mengukur perbedaan antara dua moving averages (biasanya exponential moving averages) untuk mengevaluasi momentum dan mengidentifikasi potensi perubahan tren.
4. Bollinger Bands:
Bollinger Bands terdiri dari moving average (biasanya SMA) dan dua band yang bergerak berdasarkan volatilitas harga. Ini membantu mengukur volatilitas dan mengidentifikasi periode konsolidasi dan breakout.
5. Stochastic Oscillator:
Stochastic Oscillator mengukur hubungan antara harga penutupan saat ini dengan kisaran harga selama periode tertentu. Ini membantu mengidentifikasi keadaan overbought atau oversold.
6. Ichimoku Cloud:
Ichimoku Cloud adalah indikator yang mengukur momentum, support, dan resistance dengan menggunakan berbagai garis yang dibuat dari rata-rata harga historis.
7. Average True Range (ATR):
ATR mengukur volatilitas pasar dengan menghitung kisaran harga rata-rata selama periode tertentu. Ini membantu menentukan ukuran stop loss yang sesuai dan mengukur potensi profitabilitas perdagangan.
8. Volume Indicator:
Indikator volume mengukur jumlah perdagangan yang terjadi dalam suatu periode waktu. Ini membantu mengonfirmasi kekuatan tren atau menunjukkan potensi pembalikan harga.
9. Fibonacci Retracement:
Fibonacci Retracement digunakan untuk mengidentifikasi level support dan resistance berdasarkan rasio Fibonacci. Ini membantu mengidentifikasi level harga potensial di mana harga dapat memantul atau berbalik.
10. Parabolic SAR (Stop and Reverse):
Parabolic SAR adalah indikator yang mengidentifikasi tren harga dan menunjukkan titik-titik pembalikan tren potensial.
Setiap indikator memiliki kegunaan dan kelemahannya sendiri. Biasanya, trader akan menggunakan beberapa indikator bersamaan untuk mengkonfirmasi sinyal perdagangan dan memperkuat analisis mereka. Penting untuk memahami cara kerja setiap indikator dan menguji strategi trading sebelum menggunakannya secara aktif dalam perdagangan riil.